BOYOLALI, KOMPAS.com — Fenomena turunnya hewan di lereng Gunung Merapi akibat habitatnya rusak yang disebabkan bencana letusan Merapi, kata seorang pejabat Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) di Boyolali.
Kepala Seksi Wilayah II Balai TNGM Boyolali Joko Priyono di Boyolali, Jumat (19/11/2010), mengatakan, banyak jenis hewan penghuni lereng Gunung Merapi turun karena habitatnya telah rusak akibat letusan Gunung Merapi.
Menurut Joko Priyono, jenis hewan Merapi yang turun gunung di antaranya kera ekor panjang, babi hutan, dan burung, sedangkan macan di wilayah Boyolali belum ditemukan.
Namun, warga setempat, pascaletusan Gunung Merapi, menemukan jejak kotoran macan Merapi di Desa Wonopedut, Cepogo. Menurut Joko Priyono, pihaknya yakin macan Merapi masih ada di Boyolali, jenisnya kumbang, memiliki ciri warna hitam.
Selain itu, hewan babi dan kancil masih sering ditemukan di hutan Merapi, berarti macan Merapi masih ada. "Jika masih ada mangsanya di habitatnya, maka macan Merapi belum punah," katanya.
Ia menjelaskan, hewan-hewan Merapi tersebut turun karena habitat di atas sudah mengalami kerusakan sehingga mereka mencari lingkungan yang cocok dan mendukung kelangsungan hidupnya.
Menurut dia, sebagian besar hewan yang meninggalkan habitatnya adalah burung, sedangkan kera tidak semuanya eksodus akibat dampak bencana Merapi.
Ribuan satwa jenis kera di lereng Gunung Merapi di Kabupaten Boyolali dilaporkan pindah "lokasi" dengan menyeberang ke lereng Gunung Merbabu karena kehabisan makanan akibat bencana letusan Merapi.
Selain itu, hewan kera tersebut bisa juga eksodus akibat suhu di lereng Merapi masih panas sehingga mereka secara bergerombol mencari daerah yang lebih dingin suhunya.
Warga wilayah Selo mengaku banyak yang melihat gerombolan satwa kera lereng Merapi bergelantungan di ladang-ladang dan sebagian menyeberangi jalan ke arah lereng Merbabu.
Menurut warga, jika kera-kera Merapi bertemu dengan kera yang di Merbabu, maka akan terlihat perkelahian memperebutkan wilayah kekuasaan menurut dunianya.
Namun, kera-kera Merapi diperkirakan akan kembali ke habitatnya jika Merapi sudah kembali aktif normal.
Menyinggung apakah ada upaya penggiringan segerombolan kera untuk kembali ke habitatnya, Joko menjelaskan, hal itu sudah bukan wewenangnya karena sudah di luar kawasan TNGM.
Kera yang eksodus dari Merapi ke lereng Merbabu merupakan wewenang pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah.
Kepala Seksi Wilayah II Balai TNGM Boyolali Joko Priyono di Boyolali, Jumat (19/11/2010), mengatakan, banyak jenis hewan penghuni lereng Gunung Merapi turun karena habitatnya telah rusak akibat letusan Gunung Merapi.
Menurut Joko Priyono, jenis hewan Merapi yang turun gunung di antaranya kera ekor panjang, babi hutan, dan burung, sedangkan macan di wilayah Boyolali belum ditemukan.
Namun, warga setempat, pascaletusan Gunung Merapi, menemukan jejak kotoran macan Merapi di Desa Wonopedut, Cepogo. Menurut Joko Priyono, pihaknya yakin macan Merapi masih ada di Boyolali, jenisnya kumbang, memiliki ciri warna hitam.
Selain itu, hewan babi dan kancil masih sering ditemukan di hutan Merapi, berarti macan Merapi masih ada. "Jika masih ada mangsanya di habitatnya, maka macan Merapi belum punah," katanya.
Ia menjelaskan, hewan-hewan Merapi tersebut turun karena habitat di atas sudah mengalami kerusakan sehingga mereka mencari lingkungan yang cocok dan mendukung kelangsungan hidupnya.
Menurut dia, sebagian besar hewan yang meninggalkan habitatnya adalah burung, sedangkan kera tidak semuanya eksodus akibat dampak bencana Merapi.
Ribuan satwa jenis kera di lereng Gunung Merapi di Kabupaten Boyolali dilaporkan pindah "lokasi" dengan menyeberang ke lereng Gunung Merbabu karena kehabisan makanan akibat bencana letusan Merapi.
Selain itu, hewan kera tersebut bisa juga eksodus akibat suhu di lereng Merapi masih panas sehingga mereka secara bergerombol mencari daerah yang lebih dingin suhunya.
Warga wilayah Selo mengaku banyak yang melihat gerombolan satwa kera lereng Merapi bergelantungan di ladang-ladang dan sebagian menyeberangi jalan ke arah lereng Merbabu.
Menurut warga, jika kera-kera Merapi bertemu dengan kera yang di Merbabu, maka akan terlihat perkelahian memperebutkan wilayah kekuasaan menurut dunianya.
Namun, kera-kera Merapi diperkirakan akan kembali ke habitatnya jika Merapi sudah kembali aktif normal.
Menyinggung apakah ada upaya penggiringan segerombolan kera untuk kembali ke habitatnya, Joko menjelaskan, hal itu sudah bukan wewenangnya karena sudah di luar kawasan TNGM.
Kera yang eksodus dari Merapi ke lereng Merbabu merupakan wewenang pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah.
Terima Kasih Telah membaca :
Macan Gunung Merapi kembali setelah letusan gunung merapi
0 komentar :
Posting Komentar